Kamis, 12 Juli 2018

5 Fakta Rizki Ahmad, Pria yang Meninggal Dipatok King Cobra Peliharaannya Sendiri





Rizki Ahmad (19) meninggal dunia usai dipatok ular King Cobra saat berkegiatan di Car Free Day (CFD) Bundaran Besar Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu (8/7/2018) pagi.Bandar Bola

Pencinta reptil asal Palangkaraya ini dipatuk oleh ular piaraannya sendiri saat memamerkannya di Bundaran Besar Palangkaraya bersama teman-temannya.

TribunWow.com berhasil merangkum sejumlah fakta soal Rizki Ahmad yang terpatuk ular King Cobra peliharaannya.

1. Ular ditemukan di lokasi banjir

Dikutip dari Banjarmasin Post, ular King Cobra itu ditangkap korban saat banjir melanda bantaran Sungai Kahayan, Palangkaraya, akibat meluapnya sungai tersebut, Rabu (2/5/2018).

Ular King Cobra sepanjang tiga meter dan masih berbisa dengan tiga taring di mulutnya itu tersangkut di jaring ikan yang dipasang warga di bawah rumah yang terendam banjir.

Saat itu, pemilik rumah ketakutan, sehingga akhirnya Rizki Ahmad yang tinggal di bantaran Sungai Kahayan tak jauh dari lokasi penemuan ular dipanggil untuk membantu.

Putra dari Suwardi Duyen dan Arbainah ini, kemudian menangkap ular tersebut tanpa rasa takut, hingga akhirnya ular King Cobra itu dipelihara dan dilatih hingga jinak.

Anggota Tagana Palangkaraya, Sugeng Wahono, mengatakan jika dirinya bersama korban berusaha melepas ular King Cobra itu.

"Saat menangkap ular King Cobra yang terperangkap banjir saat itu, dia memang tidak terlihat rasa takut, bahkan kami diminta membentangkan King Cobra tersebut, di tengah banjir selutut anak-anak saat itu," ujar Sugeng, Minggu (8/7/2018).

Saat itu, rencananya ular sepanjang tiga meter itu ingin diserahkan ke BKSDA, tetapi belakangan korban ingin memeliharanya sendiri.

"Saat itu, dia memang bilang ingin memelihara sendiri ular tersebut, karena sudah lama mencari King Cobra, kebetulan dapat saat itu,"ujarnya.

2. Dipatuk saat dipamerkan

Rizki yang selama ini dikenal suka memelihara ular seperti Ular Sanca maupun King Cobra sering memamerkan di tempat terbuka seperti di Bundaran Besar dan Taman Pasok Kameluh.

Pantauan di Bundaran Besar Palangkaraya, Minggu (8/7/2018) Rizki dan kawan-kawannya memamerkan sejumlah binatang melata tersebut kepada khalayak umum.

Namun beberapa saat kemudian terjadilah insiden tak disangka, ular King Cobra miliknya mematuk lengan kanannya.

3. Kondisi makin memburuk dan meninggal dunia

Setelah kejadian itu, korban tampak kuat hingga akhirnya merasa pusing dan dilarikan ke RS Doris Sylvanus untuk diberikan pengobatan.

Menurut keterangan Dr Ricka Zaluchu, awalnya korban tampak kuat, namun setelah dilakukan perawatan beberapa jam kemudian kondisinya tampak memburuk.

"Dari IGD korban kemudian dipindahkan ke ruang ICU untuk perawatan lebih intensif,"ujarnya.

Pihak rumah sakit tidak memiliki penawar bisa ular yang sangat berbahaya tersebut, sehingga korban tetap dirawat di ICU.

"SABU (Serum Anti Bisa Ular) harusnya segera mungkin diberikan untuk mengurangi penyebaran racun nya.. namun kadang sukar sekali kita mendapatkannya, sayangnya pas kebetulan kosong di RS," ujarnya.

Setelah dirawat selama satu hari satu malam, Rizki akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dalam perawatan RS milik Pemerintah Kalteng tersebut, Senin (9/7/2018).

4. Pesan terakhir Rizki

Dikutip dari Tribun Kalteng, ayah korban, Suwardi Duyen, mengatakan telah ikhlas atas wafatnya Rizki.

"Meskipun berat, tapi ini adalah kehendak Allah taala, kami ikhlaskan," ujarnya saat ditemui di kamar jenazah RS Doris Sylvanus Palangkaraya.

Kepada orang tuanya, Rizki berpesan agar ular King Cobra yang telah membunuhnya tersebut jangan dibunuh, dan dibiarkan dikembalikan ketempat awal ditemukan.

"Pesannya begitu, jikapun tidak, ular itu diserahkan saja ke lembaga yang berwenang," ujarnya.

Menurut Suwardi, Rizki sudah berani memelihara ular sejak umur enam tahun sehingga di rumahnya ada sekitar enam ular jenis Piton besar dan kecil hingga terakhir Ular King Cobra sepanjang tiga meter yang dipeliharanya, hingga akhirnya merunggut nyawanya.

5. Fakta King Cobra

Dikutip dari Banjarmasin Post, King cobra (raja kobra) dikenal sebagai ular yang memakan ular berbisa, seperti Krait dan kobra, serta ular lain seperti python muda.

Kebiasaan makan yang aneh membenarkan nama ilmiahnya yaitu Ophiophagus hannah, kata Yunani berarti pemakan ular.

King cobra adalah anggota famili Elapidae yang ditandai dengan taring tetap berongga yang digunakan untuk menyuntikkan racun ke dalam mangsanya.

Seperti beberapa anggota lain dari keluarga ini, king cobra mampu merentangkan kulit lehernya membentuk semacam tudung saat terancam.

Meskipun berukuran cukup panjang, king cobra dikenal cukup gesit.

Ular ini dianggap sebagai salah satu ular paling mematikan di dunia.

Rata-rata manusia bisa mati dalam waktu 15 menit saat terkena racunnya. Bandar Bola



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 artis4d